- Dukung Pelestarian, Pertamina Patra Niaga Hadirkan Wisata Edukasi Konservasi Gajah di Aek Nauli
- Festival Pacu Jalur Jadi Magnet Diplomasi Budaya, Dubes Mozambik Ikut Terpukau
- Tradisi Mendunia, Pacu Jalur 2025 Kuansing Resmi Dibuka Menparekraf
- Pemberdayaan Masyarakat Lewat Workshop SAR, Basarnas Pekanbaru Perkuat Mitra Siaga
- PCR Smart Laboratory Mulai Dibangun, Gubernur Riau Lakukan Groundbreaking
- Pelatihan Public Speaking Digelar Polda Riau, Perkuat Implementasi Green Policing
- Fokus Keamanan dan Kenyamanan, Wakapolda Riau Arahkan Personel di Festival Pacu Jalur Kuansing
- Kapolsek Kandis Hadiri Pesta Rakyat HUT RI ke-80 di Kelurahan Simpang Belutu
- Polda Riau Imbau Pembatasan Operasional Truk Berlaku Selama Festival Pacu Jalur di Kuansing
- 13 Kg Sabu Tujuan Kendari Digagalkan Polda Riau dan AVSEC Bandara SSK II, 2 Tersangka Ditangkap
FKGI Serukan Aksi Nyata Selamatkan Habitat Gajah di Taman Nasional Tesso Nilo

Keterangan Gambar : Foto : Istimewa
FN Indonesia Pekanbaru — Forum Konservasi Gajah Indonesia (FKGI) menyerukan tindakan segera untuk menyelamatkan dan memulihkan habitat gajah sumatera di Taman Nasional Tesso Nilo, Provinsi Riau.
Kawasan hutan ini merupakan kantong habitat terbesar populasi gajah sumatera di Riau, namun saat ini menghadapi tekanan berat akibat alih fungsi lahan, perambahan, dan meningkatnya konflik antara manusia dan satwa liar.
“Gajah sumatera adalah satwa yang sangat penting, tidak hanya dari sisi keanekaragaman hayati, tetapi juga sebagai penanda kesehatan ekosistem hutan. Jika kita kehilangan mereka di Tesso Nilo, kita kehilangan lebih dari sekadar satu spesies, kita kehilangan keseimbangan alam,” tegas Donny Gunaryadi, Ketua FKGI.
Baca Lainnya :
- Peduli Sesama, Polsek Pekanbaru Kota Bagikan Paket Sembako Sambut HUT Bhayangkara ke-790
- Domang dan Tari Jadi Ikon Konservasi Riau, Kapolda Riau Deklarasikan Diri Sebagai Bapak Angkat Gajah TNTN0
- Mutasi Pejabat Polda Riau, AKBP Boby Putra Sebayang Jabat Kapolres Kampar0
- Ditreskrimsus Polda Riau Bongkar Sindikat Judi Online Bermodus Game Higgs Domino, Omzet Capai Rp 3,6 Miliar0
- Kapolda Riau Launching Program JALUR: Menyusuri Sungai, Merawat Budaya, Membangun Negeri0
Luas hutan alami di Tesso Nilo menyusut drastis, lebih dari 60% kawasan terdampak aktivitas ilegal. Populasi gajah di kawasan ini diperkirakan tinggal 150 individu dan jumlahnya terus menurun.
Hilangnya habitat alami berdampak pada meningkatnya perjumpaan dengan manusia yang memicu konflik manusia-gajah dan perburuan. Situasi ini mengancam keselamatan manusia dan satwa.
Koordinator Bidang Advokasi dan Kebijakan FKGI Dewa Gumay menambahkan, “Kunci keberhasilan konservasi di Tesso Nilo ada pada kolaborasi multipihak, termasuk penguatan kebijakan, penegakan hukum, dan pemberdayaan masyarakat lokal. Kita butuh pendekatan berbasis lanskap dan partisipasi nyata dari semua pemangku kepentingan.” tandasnya.
FKGI merekomendasikan adanya aksi kolektif melalui :
1. Restorasi habitat melalui rehabilitasi kawasan yang terdegradasi.
2. Penegakan hukum yang tegas terhadap aktivitas perambahan dan pembalakan liar.
3. Penguatan peran masyarakat lokal melalui insentif konservasi dan alternatif mata pencaharian.
4. Pendekatan bentang alam dalam pengelolaan konservasi, melampaui batas administratif Taman Nasional.
5. Monitoring populasi gajah secara berkala dengan dukungan teknologi dan ilmu pengetahuan.
FKGI mengajak seluruh pihak baik pemerintah, korporasi, lembaga swadaya masyarakat, akademisi, media, dan masyarakat luas untuk mendukung pelestarian Tesso Nilo sebagai warisan alam dan benteng terakhir bagi kelestarian gajah sumatera di Riau.
“Pelestarian Tesso Nilo bukan hanya tanggung jawab satu lembaga, ini adalah tugas kita bersama. Gajah adalah harga diri Sumatera, dan kita tidak boleh tinggal diam melihat mereka kehilangan tempat hidupnya,” pungkas Donny. (***)