- Terjerat di Areal Konsesi PBPH, Anak Gajah Liar di Riau Berhasil Diselamatkan Tim BBKSDA
- 10 Jenazah Korban Galodo di Agam Tak Teridentifikasi, Dimakamkan Massal Setelah 14 Hari
- Kapolresta Pekanbaru Pimpin Pisah Sambut Pejabat Utama dan Kapolsek Jajaran
- Kapolri Tinjau Pengungsian di Aceh Tamiang, Salurkan Bantuan Terdampak Bencana
- Menko Polkam Kirimkan 4 Ton Bantuan dan Kendaraan Water Treatment untuk Korban Bencana Aceh
- Jelang Operasi Lilin 2025, 14 Armada Patroli Polresta Pekanbaru Diperiksa Satu per Satu
- Ratusan Siswa SMK Migas Bumi Melayu Riau Deklarasi Anti Narkoba Bersama BNNK Pekanbaru
- Lewati Jalur Rawan Harimau dan Buaya, Polres Inhu Berhasil Ungkap Ratusan Kayu Ilegal di Indragiri Hulu
- Satlantas Polresta Pekanbaru Fasilitasi Penyandang Disabilitas untuk Mendapatkan SIM D
- Gagal Menanjak, Truk Bermuatan Berat Terbalik di Simpang Gelombang Kandis
Terjerat di Areal Konsesi PBPH, Anak Gajah Liar di Riau Berhasil Diselamatkan Tim BBKSDA

Keterangan Gambar : Foto : Dok Tim Rescue Wildlife Unit (WRU) BBKSDA Riau
FN Indonesia Pekanbaru - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau kembali melakukan aksi penyelamatan satwa liar yang terluka. Pada Senin, 1 Desember 2025, BBKSDA Riau menerima laporan dari masyarakat melalui call center terkait adanya seekor anak gajah liar yang terluka dan tertinggal dari kelompoknya di area konsesi salah satu PBPH di Provinsi Riau.
Menindaklanjuti laporan tersebut, Kepala Balai Besar KSDA Riau, Supartono, segera mengerahkan Tim Rescue Wildlife Unit (WRU) yang terdiri dari dokter hewan dan mahout (pawang gajah) untuk melakukan pencarian sekaligus pemeriksaan medis.
Setibanya di lokasi, tim BBKSDA Riau bersama mitra langsung melakukan penyisiran. Tak lama kemudian, mereka menemukan seekor anak gajah betina berusia sekitar 2 tahun dengan berat sekitar 400 kilogram dan tinggi 178 cm, berada dalam kondisi terpisah dari rombongan dan mengalami luka pada kaki kanan depan.
Tim memastikan tidak ada gajah lain dalam jarak dekat, sehingga proses penanganan dapat dilakukan dengan aman.
Setelah memastikan kondisi sekitar aman, tim melakukan pembiusan ringan untuk memeriksa luka lebih lanjut. Dari hasil pemeriksaan, ditemukan bahwa kaki kanan depan anak gajah tersebut terluka akibat jerat tali nilon, yang diduga dipasang oleh pihak tidak bertanggung jawab untuk menangkap satwa liar.
Tim WRU kemudian melakukan tindakan medis lanjutan, termasuk pemberian terapi cairan untuk mencegah dehidrasi, Pemberian vitamin untuk meningkatkan kondisi tubuh, antibiotik untuk mengatasi infeksi sekunder, antiradang dan antiinflamasi untuk mengurangi pembengkakan dan penanganan luka terbuka pada kaki kanan depan

Proses pengobatan berlangsung selama sekitar tiga jam. Usai memastikan kondisi anak gajah stabil, tim memutuskan untuk melepasliarkan kembali satwa tersebut di lokasi semula. Harapannya, ia dapat segera kembali bergabung dengan kelompoknya yang berada di Kantong Gajah Tesso Tenggara, dimana populasi kelompok tersebut diperkirakan sekitar 30 ekor.
Selama beberapa hari setelah pengobatan, tim melakukan monitoring intensif menggunakan drone dan patroli lapangan. Hasilnya, anak gajah tersebut terlihat telah berhasil bergabung kembali dengan rombongannya.
Meski demikian, tim tetap menjaga jarak aman selama pemantauan karena kelompok gajah liar terdeteksi berada sekitar 1 kilometer dari lokasi pemantauan.
Kepala BBKSDA Riau, Supartono, memberikan apresiasi tinggi atas kerja keras seluruh anggota tim yang terlibat.

“Terima kasih kepada seluruh personel yang bekerja keras hingga penanganan ini berhasil. Saya juga berterima kasih kepada semua pihak yang mendukung proses pengobatan anak gajah liar tersebut,” ujarnya. (F)











