- Terjerat di Areal Konsesi PBPH, Anak Gajah Liar di Riau Berhasil Diselamatkan Tim BBKSDA
- 10 Jenazah Korban Galodo di Agam Tak Teridentifikasi, Dimakamkan Massal Setelah 14 Hari
- Kapolresta Pekanbaru Pimpin Pisah Sambut Pejabat Utama dan Kapolsek Jajaran
- Kapolri Tinjau Pengungsian di Aceh Tamiang, Salurkan Bantuan Terdampak Bencana
- Menko Polkam Kirimkan 4 Ton Bantuan dan Kendaraan Water Treatment untuk Korban Bencana Aceh
- Jelang Operasi Lilin 2025, 14 Armada Patroli Polresta Pekanbaru Diperiksa Satu per Satu
- Ratusan Siswa SMK Migas Bumi Melayu Riau Deklarasi Anti Narkoba Bersama BNNK Pekanbaru
- Lewati Jalur Rawan Harimau dan Buaya, Polres Inhu Berhasil Ungkap Ratusan Kayu Ilegal di Indragiri Hulu
- Satlantas Polresta Pekanbaru Fasilitasi Penyandang Disabilitas untuk Mendapatkan SIM D
- Gagal Menanjak, Truk Bermuatan Berat Terbalik di Simpang Gelombang Kandis
Pimpinan Ponpes di Kampar Tak Akui Ada Kekerasan Sesama Santri

Kampar, FNIndonesia.com - Pimpinan pondok pesantren (ponpes) Darul Quran di Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau tak mengakui adanya kekerasan atau aksi bullying terjadi di pondok tersebut.
Hal ini disampaikan oleh Buya Kariman Ibrahim, pimpinan Ponpes Darul Quran seusai menerima inspeksi dari Kemenag Kabupaten Kampar dan UPT PPPA. Buya Kariman dalam pernyataannya menyebut bahwa tidak pernah ada aksi penganiayaan dan perkelahian. Dia berdalih bahwa hal itu sebagai tunjuk ajar kepada adik kelas.
"Penganiayaan, perkelahian tidak ada. Nah itu memberikan pendidikan kepada adiknya orang salat dia melawan, dia keluar, dia melompat, dia mengganggu, bukan berkelahi. Tidak ada membenarkan kekerasan, kekerasan itu tidak ada," kata Kariman.
Baca Lainnya :
- Kapolda Riau Pimpin Upacara Wisuda Purna Bakti 30 Anggota Polri dan 17 PNS0
- Bersama Forkopimda, KPU dan Bawaslu, Kapolresta Pekanbaru Bahas Pilkada Damai0
- Kapolri Instruksikan Warga Terlayani dengan Baik saat Misa Agung Paus Fransiskus0
- Cooling System Pilkada 2024, Kapolresta Kombes Jeki Silaturahmi ke Ponpes Babussalam Pekanbaru0
- Ciptakan Suasana Kondusif dan Cooling System Jelang Pilkada, Ini Arahan Kapolsek Senapelan0
"Kalau penganiayaan yang satu ini dianiaya, dilepaskan, ditonton oleh orang banyak. Ini tidak, waktu solat diberikan tunjuk ajar supaya dia nanti jangan berbuat lagi. Yang si korban ini melawan pula ditunjuk ajar. Bukan satu kali langsung ditangan (dipukul), tidak," cetusnya.
Soal adanya pemukulan antara sesama santri, Kariman tidak membantah. "Ya, anak sama anak. Jadi kita mendamaikan tidak ada ikut membiarkan. Bukan upaya pemukulan, itu kan reflek," ucapnya.
Dia menyebut bahwa pengawasan di ponpes Darul Quran dilakukan selama 24 jam. Pada saat terjadinya pemukulan itu, semuanya sedang menjalankan ibadah salat zuhur.
"Sedang salat, kalau tidak sedang salat dikawal 24 jam. CCTV ada mau berapa maunya?," lanjutnya.
Setelah terjadi peristiwa itu, pihak ponpes kata Kariman telah berupaya melakukan perdamaian dengan menghadirkan orang tua kedua belah pihak. "Dipanggil, didamaikan, didudukkan. Orang tua sudah ada kesepakatan yang sakit di obat. Yang tanggung jawab yang menangani (memukul), pelaku yang tanggung jawab dan sudah beres," bebernya.
Sementara itu, menanggapi sanggahan Kariman soal tidak adanya kekerasan di Ponpes Darul Quran, Kepala Unit Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Kabupaten Kampar, Linda Wati mengatakan, pihak pondok pesantren tidak mengerti apa itu arti kekerasan terhadap anak.
"Yang bisa melakukan kekerasan itu siapa saja? Pondok pesantren, pengasuh, orang tua, siapa saja. Cuma kebetulan yang melakukan kekerasan ini adalah sesama anak yang bersekolah di pondok pesantren. Tapi tidak lepas dari tanggungjawab kita bersama termasuk UPTD PPPA yang akan melindungi anak sebagai korban dan mental anak sebagain pelaku," tegasnya.
Lanjutnya, pelaku dan korban merupakan sesama anak. Untuk itu, PPPA berperan melindungi, mendampingi korban maupun pelaku.
"Agar masalah ini dapat selesai dengan baik dan hak-hak anak segera dapat terutama pendidikannya. Kita akan cari waktu bagaimana kita akan duduk bersama biar masalah ini bisa selesai dengan baik," ucap Linda Wati.(***)











