- Kapolsek Kandis Hadiri Pesta Rakyat HUT RI ke-80 di Kelurahan Simpang Belutu
- Polda Riau Imbau Pembatasan Operasional Truk Berlaku Selama Festival Pacu Jalur di Kuansing
- 13 Kg Sabu Tujuan Kendari Digagalkan Polda Riau dan AVSEC Bandara SSK II, 2 Tersangka Ditangkap
- Pertamina Patra Niaga Sumbagut Pastikan Stok BBM dan LPG Aman Saat Libur Panjang HUT RI ke-80
- Bank Indonesia Riau dan BMPD Gelar Pekan QRIS Nasional, Dorong Digitalisasi Transaksi
- Terpantau di Medsos, Kapolsek Kandis Silaturahmi dengan Pimpinan Ponpes Jabal Nur
- Diduga Hilang Konsentrasi, Mahasiswi 20 Tahun Tewas di Jalan Soebrantas
- Gajah Sumatera Ikut Meriahkan Upacara HUT ke-80 RI di BBKSDA Riau
- Polda Riau Gelar Grand Final Lomba Cipta dan Baca Puisi Semarakkan HUT ke-80 RI
- Kapolri Lantik Komjen Pol Dedi Prasetyo sebagai Wakapolri
Korban Perundungan di Ponpes Darul Quran Kampar Kembali Masuk UGD

Kampar, FNindonesia.com - Setelah menjalani pemeriksaan intensif di ruang radiologi, FAS (13), korban perundungan (bullying) di Pondok Pesantren Darul Quran Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar Riau, kembali dilarikan ke Unit Gawat Darurat (UGD).
Hal ini disampaikan oleh ibu korban Shinta Offianti bahwa putra sulungnya itu menjalani rawat inap di Rumah Sakit Prima Pekanbaru karena mengalami muntah-muntah.
"Hari ini anak saya dilarikan lagi ke UGD RS Prima Pekanbaru karena muntah-muntah. Setelah di cek anak saya langsung di opname dan ditangani dokter anak dan dokter jiwa. Anak saya mengalami depresi dan kondisinya semakin lemah," kata Shinta kepada Beritasatu.com, Senin (9/9/2024) malam.
Baca Lainnya :
- 298 Atlet dan Official Polri Memeriahkan PON XXI Aceh dan Sumut0
- Wujudkan Pemilu Damai, Polsek Pekanbaru Kota Giat Cooling System Bersama Driver Ojol 0
- Polsek Bukit Raya Sosialisasi Cooling Sistem Pilkada Damai di Kantor DPD GRIB Jaya0
- Polri Kerahkan Ribuan Personel Amankan PON XXI 2024 di Aceh dan Sumut0
- Giat Cooling System Dengan Nasabah Bank Kompol Herman Beri Pesan Damai0
Shinta mengungkapkan, sejak peristiwa perundungan itu, kondisi psikis putranya menjadi terganggu, tidak mau bergaul, susah makan dan cenderung menyakiti diri sendiri.
"Setelah itu saya kasih donperidone obat muntah dan ranitidin obat lambung katanya (dokter, red) coba obat ini dulu. Lalu saya telefon dokter spesialis anak disuruh bawa ke UGD," ungkapnya.
Shinta merasa kecewa, karena menurutnya tak ada itikad baik dari pihak ponpes untuk menyelesaikan permasalahan putranya. Bahkan, sejak peristiwa perundungan itu terjadi, tak satupun pihak Pondok Pesantren Darul Quran yang membesuk dan melihat kondisi anaknya. "Sampai detik ini tak ada di jenguk oleh pihak pondok pesantren," pungkasnya.
Sebelumnya, FAS mengalami dugaan penganiayaan oleh kakak kelasnya pada 31 Juli 2024 lalu. Dari pengakuannya, korban ditendang dan diinjak-injak oleh pelaku. Akibatnya, korban mengalami luka lebam di pipi dan kepala.
Korban sempat dirawat di salah satu rumah sakit di Panam, Kota Pekanbaru selama tiga hari dan dilanjutkan dengan pemeriksaan bersama dokter psikiater di Rumah Sakit Jiwa Tampan. (*)