- Pasokan Cabai Sleman Tiba di Pekanbaru, Pemprov Riau Turunkan Lewat Pasar Murah Rp56 Ribu per Kilo
- Bantuan Tahap II, Polda Riau Berangkatkan Tim Trauma Healing, Logistik dan Alat Berat ke Agam Sumatera Barat
- Solidaritas untuk Sumbar, Polres Kampar Lepas Bantuan Kemanusiaan ke Lokasi Banjir-Longsor Sumbar
- Tiga Pemuda di Kampar Ditangkap Polisi Setelah Keroyok Remaja hingga Luka Serius
- Kolaborasi Lapas Pekanbaru dan Polda Riau Berhasil Ungkap Jaringan Narkoba Kendali dari Dalam Penjara
- Ditresnarkoba Polda Riau Musnahkan 26,9 Kg Sabu, Aset Bandar Rp3 Miliar ikut Disita
- Polda Riau Sita Rp3 Miliar dan Aset Bandar Narkoba dalam Kasus TPPU Jaringan Sabu Internasional
- Kapolres Kampar Kerahkan 15 Personel Membantu Pencarian Korban Banjir dan Longsor di Agam Sumatera Barat
- Respons Cepat Polda Riau, Bantuan Logistik Mengalir ke Posko Bencana di Nagari Salareh Timur
- Polda Riau Kerahkan Alat Berat, Empat Titik Akses Jalan Akibat Longsor di Agam Berhasil Dibuka
Pasokan Cabai Sleman Tiba di Pekanbaru, Pemprov Riau Turunkan Lewat Pasar Murah Rp56 Ribu per Kilo

Keterangan Gambar : Foto : Istimewa
FN Indonesia Pekanbaru - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau mulai menunjukkan langkah nyata dalam meredam gejolak harga bahan pokok, khususnya cabai merah yang beberapa hari terakhir melonjak tajam hingga menyentuh Rp180.000 per kilogram. Setelah melakukan pemesanan melalui BUMD Riau Pangan Bertuah, pasokan cabai merah dari Kabupaten Sleman akhirnya tiba di Pekanbaru pada Selasa malam (2/12/2025).
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM (Disperindagkop) Riau, Taufik OH, mengatakan kedatangan cabai ini merupakan respons cepat pemerintah terhadap keluhan masyarakat di tengah kenaikan harga yang disebabkan terganggunya suplai dari berbagai daerah penghasil.

“Pasokan cabai merah dari Sleman yang kami pesan sudah tiba. Ini langkah konkret Pemprov Riau menjawab keresahan masyarakat terkait harga cabai yang sempat tembus Rp180 ribu per kilogram,” ujar Taufik, Rabu (3/12/2025).
Untuk memastikan masyarakat segera merasakan manfaat intervensi ini, Pemprov Riau langsung menggelar pasar murah di halaman Kantor Gubernur Riau pada Rabu (3/12/2025) pukul 14.00 WIB.
Dalam kegiatan tersebut, cabai merah dijual dengan harga sangat terjangkau, yakni hanya Rp56.000 per kilogram, jauh di bawah harga pasar saat ini.
“Cabai ini langsung kami distribusikan melalui pasar murah. Harga yang kami berikan kepada masyarakat adalah Rp56 ribu per kilogram,” tambahnya.
Antusiasme masyarakat diprediksi tinggi, mengingat kenaikan harga cabai beberapa waktu terakhir sangat memberatkan rumah tangga.
Taufik menjelaskan bahwa tingginya harga cabai dipicu oleh bencana alam yang melanda sejumlah provinsi tetangga seperti Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Daerah-daerah tersebut selama ini merupakan pemasok utama kebutuhan cabai dan bahan pokok lainnya ke Provinsi Riau.
“Bencana alam mengganggu jalur distribusi dan mengurangi pasokan dari sentra penghasil. Ini berdampak pada lonjakan harga di pasar,” ungkapnya.
Pemprov Riau memastikan akan terus memantau perkembangan pasokan dan harga di seluruh pasar tradisional maupun ritel modern. Bila diperlukan, intervensi lanjutan akan dilakukan untuk mencegah kenaikan harga lebih tinggi.
“Kami pastikan intervensi dilakukan kapan pun diperlukan. Ini adalah bentuk kehadiran pemerintah menjawab keresahan masyarakat. Distribusi harus lancar dan pasokan tetap tersedia,” tegas Taufik.
Lebih jauh, langkah mendatangkan pasokan cabai dari daerah lain juga merupakan bagian dari strategi Pemprov Riau dalam menekan laju inflasi daerah, yang berpotensi meningkat akibat terganggunya rantai pasok.
“Jangan sampai inflasi naik hanya karena gangguan suplai. Pemerintah hadir untuk menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat,” tambahnya.
Sebagai upaya jangka menengah, Pemprov Riau bersama BUMD dan mitra distribusi akan terus menjajaki penambahan suplai cabai dari berbagai daerah lain untuk memastikan stok tetap aman hingga akhir tahun.
Dengan turunnya harga cabai melalui program pasar murah, masyarakat diharapkan dapat kembali mendapatkan bahan pokok dengan harga yang lebih terjangkau. (F)










