- Kapolda Riau Tegaskan Pentingnya Kesadaran Kolektif dalam Penyelamatan TNTN
- Satgas PKH Kembali Selamatkan 311 Hektar Lahan di TNTN, Masyarakat Serahkan Sukarela
- Sinergi TNI-Polri, Danramil dan Camat Sambangi Polsek Pekanbaru Kota Rayakan HUT Bhayangkara 2025
- Presiden Beri Penghargaan Bergengsi kepada Divisi Humas Polri dan Enam Satuan Kerja Lain
- Hari Bhayangkara ke-79 di Kediaman Gubernur Riau, Tampilkan Wajah Baru Polri yang Humanis dan Inklusif
- 95 Personel Polresta Pekanbaru Naik Pangkat, Kapolresta: Ini Amanah untuk Tingkatkan Pengabdian
- Dirgahayu Polri ke-79! PSMTI Riau: Polri Milik Rakyat, Teruslah Mengabdi untuk Negeri
- Polres Rokan Hilir Gelar Bhakti Sosial Pengadaan Fasilitas Air Bersih Sambut HUT Bhayangkara ke-79
- Dukung Program Ketahanan Pangan Nasional, Polsek Batu Hampar Bersama Warga Tanam Jagung 2 Hektare
- 937 Personil Naik Pangkat, Kapolda Riau: Tekankan Pelayanan Tulus dan Integritas
Satgassus Pencegahan Polri Lakukan Pengawasan Pupuk Subsidi di Dua Kabupaten
Keterangan Gambar : Foto spesial
Fn-Indonesia.com. Jateng. Satgassus Pencegahan
Korupsi Polri melakukan pemantauan penyaluran pupuk subsidi di Kabupaten
Magelang dan Kabupaten Gunung Kidul. Kegiatan dilaksanakan dari tanggal 28-31
Mei 2024.
Hotman selaku ketua tim menuturkan, kunjungan ke Kabupaten
Gunung Kidul dan Kabupaten Magelang untuk melihat bagaimana penebusan pupuk
bersubsidi secara hybrid, yaitu gabungan penebusan dengan kartu tani dan
aplikasi I-Pubers secara bersamaan. Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten
Magelang, ujarnya, dipilih karena masyarakatnya sangat guyub dengan berbagai
kearifan lokal.
“Dengan kearifan itu diasumsikan kerumitan penebusan pupuk
bersubsidi secara hybrid akan lancar di kedua kabupaten ini,” jelasnya dalam
keterangan tertulis, Jumat (31/5/24).
Baca Lainnya :
- Presiden Jokowi Hari Ini ke Riau, Ini Agendanya0
- Karo Ops Polda Riau Hadiri Konferensi Pers Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Di Dumai0
- Pesta Sabu di Homestay, Pria Ini Diringkus Polisi0
- Operasi Penyelamatan Buaya, Penyelundupan Satwa Dilindungi Digagalkan Polda Kepri0
- CIMB Niaga Buka Cabang Baru, Perkuat Layanan di Pekanbaru, Bukti Fokus pada Pertumbuhan Ekonomi Daer0
Hotman menyatakan bahwa berdasarkan hasil pemantauan tim,
sampai saat ini serapan pupuk masih rendah, yakni sekitar 20% di kedua
kabupaten tersebut. Untuk Kabupaten Gunung Kidul biasanya memang serapan akan
tinggi pada Agustus atau September tiap tahunnnya.
Sedangkan untuk Kabupaten Magelang, biasanya serapan hanya
sekitar 70% tiap tahunnya. Oleh karenanya, Satgassus meminta kepada Kepala
Dinas Pertanian untuk mencermati sampai dengan bulan September dan apabila
memang tidak terserap, tetap terbuka pupuk bersubsidinya di realokasi ke
kabupaten lain dalam lingkup propinsi Jawa Tengah, sehingga penggunaan pupuk
bersubsidi menjadi optimum.
Temuan kedua bahwa Kabupaten Magelang yang memiliki sekitar
4000 petani terdaftar di E-RDKK belum mendapatkan kartu tani, sehingga para
petani ini tidak bisa menebus pupuk bersubsidinya. Untuk itu Satgassus meminta
agar Kadis Pertanian Kabupaten Magelang berkoordinasi intens dengan BRI Cab
Kabupaten Magelang untuk memastikan petani bisa mendapatkan kartu taninya,
sehingga petani tersebut bisa menebus pupuk subsidinya.
Ketiga, para petani di kedua kabupaten yang mendapatkan
alokasi kecil (di bawah 1 sak/50 kg), enggan menebus pupuknya mengingat dengan
kartu tani petani harus datang sendiri ke kios untuk melakukan penebusan. Untuk
itu Satgassus meminta agar PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) dalam
waktu tertentu, terutama saat musim tanam, memfasilitasi penebusan bersama di
kantor/balai desa, sehingga petani bisa menghemat biaya dalam penebusan pupuk
subsidi ini.
“Alternatif yang lain, Satgassus menyarankan jika sekiranya
untuk petani-petani yang alokasinya kecil agar menggunakan penebusan I-Pubers
saja sehingga dapat dilakukan penebusan secara berkelompok,” ungkap dia.
Tidak hanya itu, Satgassus juga menemukan masih kurang
efektifnya pengawasan yang dilakukan oleh dinas perdagangan pada kedua
kabupaten tersebut, terutama untuk pengawasan ketersediaan stok pupuk di kios.
Hal ini terjadi karena dinas perdagangan sama sekali belum mampu secara cepat
untuk mengakses informasi stok di kios.
“Untuk itu Satgassus meminta agar PIHC secara online
menyediakan informasi stok di kios dan dinas perdagangan dan dinas pertanian
mempunyai akses atas informasi tersebut,” ujar dia.
Dalam kesempatan ini, ujarnya, Satgassus memberikan
apresiasi kepada PIHC yang dalam waktu tidak terlalu lama akan mengintegrasikan
transaksi penebusan dengan kartu tani dan melalui aplikasi I-Pubers. Sehingga,
dengan integrasi kedua metode penebusan ini, dapat dihindari kelebihan salur
dan membebaskan petugas kios dari kerepotan laporan dan kontrol-kontrol yang
masih manual berbasis kertas.
Dalam kesempatan ini, petugas kios meminta agar
pemeriksaan-pemeriksaan transaksi di kios dapat dilakukan secara digital saja,
mengingat segala transaksi telah dilakukan secara elektronik dengan kartu tani
atau aplikasi I-Pubers. Satgassus pun menyatakan mendukung hal tersebut
mengingat hal itu akan lebih meningkatkan efisiensi dan akan sangat membantu
petugas kios dalam pelaporannya.
Yudi Purnomo Harahap selaku Anggota Satgassus Pencegahan
Korupsi Polri menambahkan, pemantauan ini penting untuk menekan adanya
penyalahgunaan maupun penyelewengan pupuk subsidi. Sebab, jika terjadi
kelangkaan dapat menyebabkan terjadinya kerugian keuangan negara.
“Pemantauan ini untuk memastikan petani yang berhak
mendapatkan pupuk subsidi benar-benar mendapatkannya tepat waktu sesuai
kebutuhan sehingga tidak terjadi isu kelangkaan pupuk lagi,” tutur Yudi.
Herbert Nababan selku Wakil Ketua Tim menambahkan, kegiatan
ini dilakukan bersama Kementerian Pertanian, Bupati Gunung Kidul, Pj Bupati
Magelang, serta pihak PT Pupuk Indonesia, Distributor Pupuk, dan Kelompok
Petani. Dalam pertemuan tersebut ia pun menekankan kembali agar tidak ada
penyelewengan terhadap penggunaan pupuk subsidi dan memastikan distribusi harus
lancar sampai ke petani yang berhak.
“Selain itu Satgassus juga memonitoring tindak lanjut pemkab
dalam melakukan perubahan alokasi pascapenambahan kuota pupuk subsidi dari 4,7
ton menjadi 9,5 juta ton sehingga Pemda diharapkan bekerja sama dengan segenap
unsur forkompimda,” ungkapnya.
Kerja sama itu, lanjutnya, untuk mensosialisasikan dan
menyampaikan informasi langsung kepada para petani di wilayahnya bahwa alokasi
pupuk petani bersubsidi telah bertambah. Kemudian, petani sudah bisa melakukan
penebusan, sehingga penambahan alokasi pupuk yang diberikan pemerintah memberi
dampak kepada petani.
“Tim juga melakukan kunjungan ke Kios Pupuk untuk memastikan
ketersediaan stok pupuk dan penyaluran dilakukan dengan benar sesuai aturan
yang berlaku,” ujarnya(rls)