- Nikah Massal Gratis Pemko Pekanbaru Pecahkan Rekor MURI, Prosesi Tepuk Tepung Tawar Terbanyak
- Ditreskrimsus Polda Riau Bongkar Ilegal Logging di Rohul, Dua Pelaku Ditangkap dan Dua DPO Diburu
- DPC PA GMNI Humbahas Desak Kampus di Sumut Turunkan Mahasiswa sebagai Relawan Untuk Pemulihan Bencana
- BNNK Pekanbaru Gandeng PKK dan DWP Jadi Garda Terdepan Cegah Penyalahgunaan Narkoba di Lingkungan Keluarga
- Polda Riau Salurkan Bantuan Tahap IV untuk Korban Bencana di Sumatera, 3.459 Peralatan Dikirim
- Polres Rokan Hilir Musnahkan 79,98 Kg Sabu, Tekankan Komitmen Perang Melawan Narkoba
- Kapolres Rokan Hilir Terima Kunjungan Danrem 031/Wira Bima, Perkuat Sinergi TNI–Polri
- Penguatan Literasi Masyarakat, Komdigi Dorong Optimalisasi KIM Lewat Bimtek di Pekanbaru
- Polres Rohil Gagalkan Peredaran 79,98 Kg Sabu, Kurir Residivis Kembali Diringkus
- Menko Polkam Salurkan Ribuan Paket Bantuan Korban Bencana di Aceh Tamiang, Pastikan Distribusi Tepat Sasaran
Ratusan Ojol Geruduk Mapolda Riau, Tuntut Keadilan untuk Rekan yang Tewas Dilindas Rantis Brimob

Keterangan Gambar : Foto : fn Indonesia
FN Indonesia Pekanbaru – Ratusan pengemudi ojek online (ojol) bersama elemen mahasiswa dan masyarakat menggelar aksi demonstrasi di depan Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Riau, Jalan Pattimura, Pekanbaru, Jumat (29/8/2025).
Massa yang mengenakan atribut ojol berwarna hijau dan hitam itu mulai memadati halaman Mapolda sejak pukul 15.00 WIB. Mereka membawa spanduk dan poster berisi tuntutan keadilan, diiringi teriakan yel-yel yang mendesak aparat kepolisian untuk bertanggung jawab atas insiden yang merenggut nyawa rekan sesama ojol di Jakarta.
Korban, Affan Kurniawan (21), seorang driver ojol, tewas usai dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob saat kericuhan di Jakarta, Kamis (28/8/2025). Tragedi itu memicu gelombang solidaritas di berbagai daerah, termasuk di Pekanbaru.
Dalam orasinya, salah satu perwakilan ojol menyampaikan kekecewaan mereka terhadap aparat yang dianggap bertindak represif.
“Kami datang ke sini bukan untuk membuat keributan, tapi untuk menuntut keadilan. Saudara kami, Affan, sudah tiada karena ulah aparat. Kami ingin kasus ini diusut tuntas, pelaku diproses secara hukum, bukan sekadar permintaan maaf,” tegas Deni, salah satu koordinator aksi.
Selain itu, para pengunjuk rasa juga mendesak kepolisian agar lebih humanis dalam menghadapi masyarakat. Mereka menilai tindakan aparat yang berujung pada kematian korban telah mencoreng wajah institusi kepolisian di mata publik.
Sejumlah mahasiswa yang bergabung dalam aksi juga menyampaikan bahwa tragedi ini menjadi cermin bahwa kekerasan aparat terhadap rakyat masih kerap terjadi. Mereka menegaskan akan terus mengawal kasus ini hingga ada kejelasan hukum.
Aksi berjalan cukup kondusif meski sempat memacetkan lalu lintas di sekitar Jalan Pattimura. Puluhan personel kepolisian tampak berjaga mengamankan jalannya unjuk rasa. (F)











