Lapas Kelas IIA Pekanbaru Produksi 300 Butir Telur per Hari, Dukung Ketahanan Pangan dan Kemandirian WBP

Lapas Kelas IIA Pekanbaru Produksi 300 Butir Telur per Hari, Dukung Ketahanan Pangan dan Kemandirian WBP

By FN INDONESIA 10 Okt 2025, 09:43:28 WIB Ekonomi
Lapas Kelas IIA Pekanbaru Produksi 300 Butir Telur per Hari, Dukung Ketahanan Pangan dan Kemandirian WBP

Keterangan Gambar : Foto : hms Lapas Kelas IIA Pekanbaru


FN Indonesia Pekanbaru – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pekanbaru mencatat capaian membanggakan melalui program pembinaan kemandirian bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Dari hasil peternakan ayam petelur internal, Lapas ini kini mampu memproduksi hingga 300 butir telur setiap hari. 


Kepala Lapas Pekanbaru, Yuniarto, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari implementasi Asta Cita Presiden Republik Indonesia serta 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan. Ia menegaskan, pembinaan difokuskan pada sektor agrobisnis sebagai bekal keterampilan praktis bagi WBP setelah bebas nanti. 

Baca Lainnya :

“Pembinaan kemandirian di Lapas Pekanbaru difokuskan pada agrobisnis, termasuk peternakan ayam petelur, untuk menciptakan nilai tambah bagi WBP. Hari ini panen harian mencapai 300 butir telur, naik signifikan dari 210 butir pada Januari lalu, berkat optimalisasi pakan dan perawatan oleh WBP sendiri,” ujar Yuniarto dalam keterangan resminya, Jumat (10/10). 

Program ini melibatkan puluhan WBP yang dilatih mulai dari pemeliharaan ayam, pengumpulan telur, hingga pengemasan. Hasil produksi tidak hanya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan gizi para warga binaan, tetapi juga dijual ke pasar tradisional di Pekanbaru melalui kerja sama dengan pihak ketiga. 

Kepala Seksi Kegiatan Kerja (Giatja) Lapas Pekanbaru, Jefriandy Gultom, menuturkan bahwa kerja sama pemasaran tersebut turut memberikan motivasi kepada WBP untuk belajar manajemen usaha. 


“Kami bekerja sama dengan mitra eksternal untuk memasarkan telur ini agar memiliki harga kompetitif dan mudah dijangkau masyarakat. Hal ini menjadi dorongan bagi WBP untuk memahami konsep kewirausahaan,” jelasnya. 

Inisiatif ini juga sejalan dengan berbagai program pembinaan lain di lingkungan Lapas Riau, seperti penaburan bibit ikan patin yang digelar pada Februari lalu dengan melibatkan Kepala Kantor Wilayah Ditjen Pemasyarakatan Riau, Maizar. 

Menurut Yuniarto, keberhasilan program peternakan ayam petelur ini bukan hanya tentang hasil produksi, tetapi juga transformasi perilaku dan peningkatan kemandirian ekonomi WBP. 

“Dengan lahan terbatas, kami menerapkan teknologi sederhana seperti kandang modern agar lebih efisien. Harapannya, keterampilan ini dapat diterapkan para WBP setelah bebas nanti dan turut mendukung ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan,” pungkasnya. 


Ke depan, Lapas Pekanbaru berencana memperluas program ini dengan diversifikasi usaha, termasuk integrasi dengan budidaya hidroponik nanas madu dan sayur pakcoy yang telah berhasil panen perdana pada Juni lalu. 

Langkah inovatif ini menjadi bukti nyata bahwa pembinaan pemasyarakatan dapat selaras dengan agenda nasional, khususnya dalam mendukung ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment

Loading....


Kanan - Iklan Sidebar

Temukan juga kami di

Ikuti kami di facebook, twitter, Instagram, Youtube dan dapatkan informasi terbaru dari kami disana.