- Bidpropam Polda Riau Tebar Kepedulian Lewat Bakti Sosial dan Green Policing di Ponpes Nurul Azhar
- Lapas Kelas IIA Pekanbaru Produksi 300 Butir Telur per Hari, Dukung Ketahanan Pangan dan Kemandirian WBP
- Gagalkan Penyelundupan 30 Kg Sabu, Polda Riau Polres Meranti Bongkar Jaringan Narkoba Lintas Negara
- Ditresnarkoba Polda Riau Bongkar Jaringan Narkoba Antar Provinsi, Amankan 5 Kg Sabu dan 4 Orang Tersangka
- BEJAT! Ayah Kandung di Kampar Cabuli Anak Balita Sendiri, Terbongkar Setelah Korban Kesakitan
- Inspeksi Mendadak Kapolres Kampar: Petugas Harus Siaga, Tahanan Wajib Jaga Kebersihan dan Ketertiban
- Tanam Jagung Serentak kuartal IV, 1.268 Ton Jagung Dilepas Wapres dan Kapolri untuk Bulog
- Polda Riau Tanam 456 Hektare Jagung di 12 Kabupaten, Wujud Nyata Dukungan Program Ketahanan Pangan Nasional
- Polres Kampar Gerakkan 18,25 Hektar Lahan untuk Jagung, Wujud Nyata Dukung Ketahanan Pangan Nasional
- Desak Pembatalan Sertifikat PT HM Sampoerna, Kuasa Hukum Masrul: BPN Pekanbaru Langgar Aturan!
Lapas Kelas IIA Pekanbaru Produksi 300 Butir Telur per Hari, Dukung Ketahanan Pangan dan Kemandirian WBP

Keterangan Gambar : Foto : hms Lapas Kelas IIA Pekanbaru
FN Indonesia Pekanbaru – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pekanbaru mencatat capaian membanggakan melalui program pembinaan kemandirian bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Dari hasil peternakan ayam petelur internal, Lapas ini kini mampu memproduksi hingga 300 butir telur setiap hari.
Kepala Lapas Pekanbaru, Yuniarto, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari implementasi Asta Cita Presiden Republik Indonesia serta 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan. Ia menegaskan, pembinaan difokuskan pada sektor agrobisnis sebagai bekal keterampilan praktis bagi WBP setelah bebas nanti.
Baca Lainnya :
- Gagalkan Penyelundupan 30 Kg Sabu, Polda Riau Polres Meranti Bongkar Jaringan Narkoba Lintas Negara0
- Ditresnarkoba Polda Riau Bongkar Jaringan Narkoba Antar Provinsi, Amankan 5 Kg Sabu dan 4 Orang Tersangka0
- BEJAT! Ayah Kandung di Kampar Cabuli Anak Balita Sendiri, Terbongkar Setelah Korban Kesakitan0
- Inspeksi Mendadak Kapolres Kampar: Petugas Harus Siaga, Tahanan Wajib Jaga Kebersihan dan Ketertiban0
- Tanam Jagung Serentak kuartal IV, 1.268 Ton Jagung Dilepas Wapres dan Kapolri untuk Bulog0
“Pembinaan kemandirian di Lapas Pekanbaru difokuskan pada agrobisnis, termasuk peternakan ayam petelur, untuk menciptakan nilai tambah bagi WBP. Hari ini panen harian mencapai 300 butir telur, naik signifikan dari 210 butir pada Januari lalu, berkat optimalisasi pakan dan perawatan oleh WBP sendiri,” ujar Yuniarto dalam keterangan resminya, Jumat (10/10).
Program ini melibatkan puluhan WBP yang dilatih mulai dari pemeliharaan ayam, pengumpulan telur, hingga pengemasan. Hasil produksi tidak hanya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan gizi para warga binaan, tetapi juga dijual ke pasar tradisional di Pekanbaru melalui kerja sama dengan pihak ketiga.
Kepala Seksi Kegiatan Kerja (Giatja) Lapas Pekanbaru, Jefriandy Gultom, menuturkan bahwa kerja sama pemasaran tersebut turut memberikan motivasi kepada WBP untuk belajar manajemen usaha.
“Kami bekerja sama dengan mitra eksternal untuk memasarkan telur ini agar memiliki harga kompetitif dan mudah dijangkau masyarakat. Hal ini menjadi dorongan bagi WBP untuk memahami konsep kewirausahaan,” jelasnya.
Inisiatif ini juga sejalan dengan berbagai program pembinaan lain di lingkungan Lapas Riau, seperti penaburan bibit ikan patin yang digelar pada Februari lalu dengan melibatkan Kepala Kantor Wilayah Ditjen Pemasyarakatan Riau, Maizar.
Menurut Yuniarto, keberhasilan program peternakan ayam petelur ini bukan hanya tentang hasil produksi, tetapi juga transformasi perilaku dan peningkatan kemandirian ekonomi WBP.
“Dengan lahan terbatas, kami menerapkan teknologi sederhana seperti kandang modern agar lebih efisien. Harapannya, keterampilan ini dapat diterapkan para WBP setelah bebas nanti dan turut mendukung ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan,” pungkasnya.
Ke depan, Lapas Pekanbaru berencana memperluas program ini dengan diversifikasi usaha, termasuk integrasi dengan budidaya hidroponik nanas madu dan sayur pakcoy yang telah berhasil panen perdana pada Juni lalu.
Langkah inovatif ini menjadi bukti nyata bahwa pembinaan pemasyarakatan dapat selaras dengan agenda nasional, khususnya dalam mendukung ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.