- Kapolsek Kandis Hadiri Pesta Rakyat HUT RI ke-80 di Kelurahan Simpang Belutu
- Polda Riau Imbau Pembatasan Operasional Truk Berlaku Selama Festival Pacu Jalur di Kuansing
- 13 Kg Sabu Tujuan Kendari Digagalkan Polda Riau dan AVSEC Bandara SSK II, 2 Tersangka Ditangkap
- Pertamina Patra Niaga Sumbagut Pastikan Stok BBM dan LPG Aman Saat Libur Panjang HUT RI ke-80
- Bank Indonesia Riau dan BMPD Gelar Pekan QRIS Nasional, Dorong Digitalisasi Transaksi
- Terpantau di Medsos, Kapolsek Kandis Silaturahmi dengan Pimpinan Ponpes Jabal Nur
- Diduga Hilang Konsentrasi, Mahasiswi 20 Tahun Tewas di Jalan Soebrantas
- Gajah Sumatera Ikut Meriahkan Upacara HUT ke-80 RI di BBKSDA Riau
- Polda Riau Gelar Grand Final Lomba Cipta dan Baca Puisi Semarakkan HUT ke-80 RI
- Kapolri Lantik Komjen Pol Dedi Prasetyo sebagai Wakapolri
Kematian Prada Joshua Dinyatakan Bunuh Diri, Keluarga Kecewa Tolak Hasil Otopsi

Keterangan Gambar : Foto : fn Indonesia
FN Indonesia Pekanbaru - Masih terdengar riuh kesedihan yang mendalam bagi keluarga Prada Josua Lumban Tobing, ia ditemukan tewas diduga bunuh diri di Batalyon 132/BS, namun pihak keluarga menilai ada kejanggalan dalam kematiannya.
Pada Rabu 15 Januari 2025, Orang tua Prada Josua Lumban Tobing didampingi Kuasa hukum, Freddy Simanjuntak serta Ahli forensik pendamping keluarga mendstangi Markas Detasemen Polisi Militer atau Denpom 1/3 Pekanbaru, untuk mendengarkan hasil ekshumasi dan autopsi.
Namun, Orang tua Prajurit Dua (Prada) Joshua Lumban Tobing dengan tegas menolak hasil ekshumasi dan autopsi yang dikeluarkan oleh tim dokter forensik RS Bhayangkara Polda Riau. Pihak keluarga meyakini bahwa kematian Prada Joshua bukanlah akibat bunuh diri.
Baca Lainnya :
- LPAI Riau Siap Dampingi Korban Bullying Ponpes Darul Quran Kampar0
- Cooling System Pasca Pilkada Damai, Kapolsek: Sinergi Polri dan Masyarakat Menjadi Kunci Utama0
- Terpantau di Media Sosial, Kompol Herman Pelani Blusukkan ke Pasar Sukaramai0
- Kunjungi Banjir 3 Desa di Kampar, Wakapolda Riau Beri Bantuan Paket Sembako0
- Kapolsek Batu Hampar Sambangi Warga untuk Wujudkan Kamtibmas yang Kondusif0
Kuasa hukum orang tua Prada Joshua, Freddy Simanjuntak menegaskan, selaku kuasa hukum pihaknya dengan tegas menolak hasil autopsi dan ekshumasi itu. Menurutnya, pihak keluarga kecewa dengan hasil autopsi tersebut.
"Dari hasil ekshumasi dan autopsi yang disampaikan tadi kesimpulannya kami tim lawyer bersama-sama dengan didampingi oleh tim forensik kami akan mengajukan keberatan kami tidak akan menerima, kami menolak hasil (forensik) itu," tegas Freddy, Rabu (15/01/2025).
Untuk mengungkap tabir kasus kematian Prada Joshua Lumban Tobing Ini, kata Freddy, pihaknya akan meminta bantuan Presiden Prabowo Sujianto, Komnas HAM, hingga Komisi III DPR RI.
"Kami akan melaporkan ini kepada bapak Presiden Prabowo, kemudian kepada Komnas HAM RI, DPR RI untuk segera dilakukan RDP (Rapat Dengar Pendapat). Dipanggil instansi terkait supaya perkara ini dibuka terang benderang. Dan diminta kepada pihak KOREM beserta jajarannya disini untuk mengungkap hasil autopsi ekshumasi sebagaimana yang dibacakan oleh tim forensik tadi. Karena mereka sudah menyimpulkan bahwa ada tanda-tanda kekerasan disana. Itu sudah merupakan bukti baru (novum) untuk mengungkap kasus ini seterang-terangnya," tegas Freddy.
"Ahli forensik pendamping keluarga menyebutkan itu tidak lazim terjadi terhadap orang bunuh diri. Tapi kenapa kesimpulannya dikatakan mengarah seolah-olah bunuh diri dengan cara gantung diri, ini aneh," sambung Freddy.
Untuk itu, pihaknya meminta agar salinan autopsi dan ekshumasi tersebut dapat diserahkan kepada pihak keluarga dan kuasa hukumnya. "Kita mohon salinan itu dapat diserahkan ke kita. Setelah dapat, baru kita akan membuat surat resmi kepada Presiden RI, Panglima TNI, Kasad, Komnas HAM, Menkopolhukam, dan DPR RI. Supaya segera digelar hearing dan rapat dengar pendapat. Supaya perkara ini terang benderang dibuka dan jangan ada yang ditutup-tutupi," pungkasnya.
Sementara itu, ayah Prada Joshua Lumban Tobing, Wilson Tobing mengungkapkan kekecewaannya dengan hasil ekshumasi dan autopsi tersebut.
"Dugaan kami, tepat seperti yang kami ajukan kemarin kami meminta autopsi ini dilakukan secara profesional. Jadi kami melihat ada indikasi ketidak profesional-an. Dari bukti-bukti yang ada pada kami, dan kami serahkan. Tetapi tidak menjadi pertimbangan, jadi mereka menggiring opini bahwa anak kami ini bunuh diri. Bukti yang kami berikan ini mereka tidak kupas dan kaji," tambahnya.
"Kami orang kecil membutuhkan keadilan. Harapan kami dari orang tua agar kasus (anak) kami ini diusut sampai tuntas, jangan ada yang ditutup-tutupi," pintanya.(***)