Harmoni Religi, Budaya, dan Ekologi Warnai Bakti Polda Riau di Jantung Alam Tanjung Belit

Harmoni Religi, Budaya, dan Ekologi Warnai Bakti Polda Riau di Jantung Alam Tanjung Belit

By FN INDONESIA 18 Jun 2025, 22:11:20 WIB Daerah
Harmoni Religi, Budaya, dan Ekologi Warnai Bakti Polda Riau di Jantung Alam Tanjung Belit

Keterangan Gambar : Foto : Istimewa


FN Indonesia Tanjung Belit, Kampar — Kapolda Riau, Irjen Pol Herry Heryawan menggelar rangkaian kegiatan bertajuk Bakti Religi dan Peduli Lingkungan, yang dilaksanakan pada 18–19 Juni 2025, dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia sekaligus menyambut Hari Bhayangkara ke-79.

Dalam suasana malam yang sejuk dan penuh makna, Desa Tanjung Belit, Kabupaten Kampar, menjadi saksi sebuah perhelatan bermakna yang memadukan nuansa religius, pelestarian lingkungan, dan kearifan budaya lokal.

Dengan mengusung tema mendalam, “Tak Kan Hilang Melayu di Bumi, Melindungi Tuah Menjaga Marwah,” kegiatan ini menjadi refleksi nyata peran Bhayangkara sebagai pengayom masyarakat yang juga peduli terhadap keberlanjutan alam dan nilai-nilai budaya.


Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heriawan, Gubernur Riau Abdul Wahid, Wakapolda Riau Brigjen Pol Jossy Kusumo, serta jajaran Forkopimda, para kepala daerah se-Riau, hingga tokoh nasional seperti Ustadz Abdul Somad (UAS) dan Rocky Gerung. Ratusan warga turut hadir, menambah semarak kebersamaan dalam kegiatan yang berlangsung di jantung alam Riau yang masih asri.

Kegiatan dibuka dengan suasana yang menggugah, saat Kapolda Riau membacakan puisi penuh makna tentang lingkungan, kemanusiaan, dan kebangsaan. Suasana makin khidmat saat seniman Remond Damora melanjutkan puisi tersebut, diiringi petikan musik syahdu dari Prof. Tomy Awe. Malam itu, bukan hanya suara, tapi hati yang bergetar, menyatu dalam cinta terhadap bumi dan budaya Melayu.

Malam pun mencapai puncaknya saat Ustadz Abdul Somad memberikan ceramah yang menyentuh relung spiritual para hadirin. Ia menekankan bahwa menanam pohon bukan hanya tindakan ekologis, tetapi juga simbol keimanan yang hidup dan bertumbuh.




“Saya bahagia dan terharu melihat Polda Riau dan panitia menanam pohon asli, bukan dekorasi plastik. Ini bukan sekadar simbol, ini adalah kesungguhan menjaga amanah dari Tuhan,” ucap UAS.

Lebih lanjut, ia mengajak umat untuk memahami bahwa agama tidak sekadar ibadah ritual, tapi juga tanggung jawab sosial dan lingkungan. Islam, menurutnya, memerintahkan manusia untuk memelihara bumi sebagaimana memelihara iman.

Selain acara religius, kegiatan ini juga diisi dengan penanaman pohon dan penebaran bibit ikan di perairan setempat. Sebuah bentuk aksi nyata yang sederhana namun sarat makna: menanam harapan, memelihara kehidupan, dan menunjukkan cinta tanah air lewat tindakan.

Kapolda Riau menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah wujud nyata dari semangat Hari Bhayangkara ke-79 yang tak hanya berbicara soal keamanan, tetapi juga pelestarian lingkungan, budaya, dan nilai kebangsaan.

Baca Lainnya :




“Bhayangkara hari ini tidak cukup hanya menjaga hukum, tetapi juga menjaga warisan leluhur, menjaga keseimbangan alam, dan menjadi teladan dalam mencintai bumi,” tandas Irjen Pol Herry Heriawan.

Kegiatan ini menjadi bukti bahwa menjaga Indonesia tidak bisa semata-mata dilakukan dengan pena dan senjata, tetapi juga dengan rasa, nilai, dan cinta kepada alam. Semangat “Melindungi Tuah, Menjaga Marwah” bukan hanya slogan, tetapi telah tumbuh dalam tindakan nyata dan akar-akar pohon yang ditanam di bumi Melayu.

Dengan mengharmonikan religiusitas, budaya lokal, dan kepedulian lingkungan, Polda Riau menegaskan bahwa tugas pengayom masyarakat hari ini juga menyentuh aspek ekologis dan kemanusiaan. Kegiatan ini menjadi teladan bahwa pembangunan Indonesia yang sejati adalah yang tidak melupakan akar budayanya dan menjaga keberlanjutan generasi mendatang. (***)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment