Gerhana Bulan Total Blood Moon Muncul di Langit, Sayang Pekanbaru Tertutup Awan

Gerhana Bulan Total Blood Moon Muncul di Langit, Sayang Pekanbaru Tertutup Awan

By FN INDONESIA 08 Sep 2025, 12:03:55 WIB Daerah
Gerhana Bulan Total Blood Moon Muncul di Langit, Sayang Pekanbaru Tertutup Awan

Keterangan Gambar : Fenomena langit spektakuler berupa gerhana bulan total atau yang dikenal dengan istilah Blood Moon terjadi pada Minggu malam hingga Senin dini hari, 7–8 September 2025 / FOTO : FERDIAN ERIANDY



FN Indonesia Pekanbaru – Fenomena langit spektakuler berupa gerhana bulan total atau yang dikenal dengan istilah Blood Moon terjadi pada Minggu malam hingga Senin dini hari, 7–8 September 2025. 

Peristiwa ini disebut sebagai salah satu gerhana bulan total terpanjang sepanjang tahun, dengan durasi mencapai 82 menit dan dapat disaksikan oleh lebih dari 7 miliar orang di seluruh dunia. 

Baca Lainnya :

Sayangnya, langit Pekanbaru justru diselimuti awan tebal, sehingga warga hanya bisa mengikuti momen bersejarah itu lewat siaran daring atau laporan astronomi dari berbagai wilayah lain di Indonesia. 

Menurut catatan astronomi, puncak gerhana bulan terjadi pada pukul 01.11.45 WIB, saat bulan terlihat memerah pekat akibat cahaya matahari yang dibiaskan atmosfer bumi. Warna kemerahan inilah yang membuat fenomena ini dijuluki Blood Moon. 

Di beberapa daerah dengan langit cerah, bulan tampak berwarna merah tua di rasi Aquarius, ditemani kilauan Saturnus yang berada tak jauh dari posisinya. Kombinasi keduanya menghadirkan tontonan kosmik yang disebut para pengamat langit sebagai salah satu pertunjukan alam paling epik tahun ini. 

Jadwal Gerhana Bulan Total (Wib) 

• 23.27 – Gerhana Penumbra Dimulai

• 00.30 – Gerhana Total Dimulai

• 01.12 – Puncak Gerhana Bulan Darah

• 01.53 – Gerhana Total Berakhir

• 02.56 – Bulan Mulai Pulih

• 03.55 – Gerhana Usai 

Fenomena ini menjadi daya tarik besar karena gerhana bulan total tidak terjadi setiap bulan. Tahun ini, momen Blood Moon 7–8 September menjadi yang paling panjang, sehingga banyak komunitas astronomi dunia menggelar pengamatan khusus. 

Di Indonesia, sejumlah daerah di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara dilaporkan berhasil menyaksikan gerhana dengan cukup jelas. Namun di Pekanbaru, kondisi cuaca mendung membuat warga hanya bisa menyaksikan samar atau bahkan tidak sama sekali. 

“Sayang sekali, langit Riau tertutup awan sejak penumbra di mulai. Padahal ini salah satu gerhana paling lama dalam beberapa tahun terakhir,” kata Nuna Kharen, seorang photographer dari Pekanbaru. 

Meski begitu, bagi yang melewatkan, jangan berkecil hati. Fenomena gerhana bulan total akan kembali terjadi di tahun-tahun mendatang, meski tidak selalu sepanjang kali ini. 

Fenomena alam seperti ini menjadi pengingat betapa indah dan dinamisnya tata surya. Gerhana bulan total terjadi ketika bumi tepat berada di antara matahari dan bulan, sehingga bayangan bumi menutupi permukaan bulan. Atmosfer bumi kemudian membiaskan cahaya matahari, membuat bulan berwarna merah. (F)





Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment