- Pasokan Cabai Sleman Tiba di Pekanbaru, Pemprov Riau Turunkan Lewat Pasar Murah Rp56 Ribu per Kilo
- Bantuan Tahap II, Polda Riau Berangkatkan Tim Trauma Healing, Logistik dan Alat Berat ke Agam Sumatera Barat
- Solidaritas untuk Sumbar, Polres Kampar Lepas Bantuan Kemanusiaan ke Lokasi Banjir-Longsor Sumbar
- Tiga Pemuda di Kampar Ditangkap Polisi Setelah Keroyok Remaja hingga Luka Serius
- Kolaborasi Lapas Pekanbaru dan Polda Riau Berhasil Ungkap Jaringan Narkoba Kendali dari Dalam Penjara
- Ditresnarkoba Polda Riau Musnahkan 26,9 Kg Sabu, Aset Bandar Rp3 Miliar ikut Disita
- Polda Riau Sita Rp3 Miliar dan Aset Bandar Narkoba dalam Kasus TPPU Jaringan Sabu Internasional
- Kapolres Kampar Kerahkan 15 Personel Membantu Pencarian Korban Banjir dan Longsor di Agam Sumatera Barat
- Respons Cepat Polda Riau, Bantuan Logistik Mengalir ke Posko Bencana di Nagari Salareh Timur
- Polda Riau Kerahkan Alat Berat, Empat Titik Akses Jalan Akibat Longsor di Agam Berhasil Dibuka
Dampak Bencana Sumatera Harga Bahan Pokok Melonjak di Pekanbaru

Keterangan Gambar : Seorang pedagang di Pasar Tradisional Agus Salim, Senin (1/12/2025), menunjukkan komoditas yang mengalami kenaikan harga paling drastis adalah cabai merah keriting./FN Indonesia FOTO : FERDIAN ERIANDY
FN Indonesia Pekanbaru - Musibah banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Barat dan Sumatera Utara hingga Aceh dalam sepekan terakhir mulai berdampak pada kondisi perekonomian di Riau, khususnya Kota Pekanbaru. Terputusnya jalur distribusi logistik dari dua provinsi pemasok utama komoditas hortikultura ini menyebabkan harga bahan pokok di pasar tradisional meroket tajam.

Pantauan di Pasar Tradisional Agus Salim, Senin (1/12/2025), menunjukkan komoditas yang mengalami kenaikan harga paling drastis adalah cabai merah keriting. Harga yang biasanya berada pada kisaran Rp70.000–Rp80.000/kg, kini melonjak hingga Rp140.000/kg pada Sabtu lalu, sebelum turun sedikit menjadi Rp100.000/kg pada hari Senin.
Cabai rawit, cabai hijau, dan beberapa sayuran daun juga mengalami kenaikan signifikan. Para pedagang mengaku terpaksa menaikkan harga karena pasokan dari Sumbar dan Sumut sangat terbatas, sementara permintaan tetap tinggi.
Salah satu pedagang, Yolanda, menjelaskan bahwa lonjakan harga ini merupakan dampak langsung dari bencana "galodo" yang melanda Sumatera Barat.

Salah satu pedagang, Yolanda, mengatakan bahwa peningkatan harga ini merupakan dampak langsung dari bencana galodo yang melanda Sumatera Barat. Ia merinci perubahan harga sejumlah komoditas diantaranya :
• Cabai merah Bukittinggi: Rp100.000/kg (sebelumnya Rp80.000)
• Cabai merah Medan: Rp80.000/kg (sebelumnya Rp50.000–Rp60.000)
• Cabai rawit hijau: Rp80.000/kg (sebelumnya Rp40.000)
• Cabai rawit setan: Rp110.000/kg (sebelumnya Rp50.000)
• Cabai hijau Bukittinggi: Rp60.000/kg (sebelumnya Rp35.000)
• Bawang merah Solok: Rp50.000/kg (sebelumnya Rp40.000)
"Kami berharap kondisi ini tidak berlangsung lama. Dampaknya terasa ke kami pedagang dan pembeli sama-sama keberatan dengan harga yang tinggi, kami berharap pemerintah dapat segera membuka kembali jalur distribusi serta membantu stabilisasi pasokan agar harga bisa kembali normal," imbuhnya.
Para pedagang memperkirakan harga-harga ini sulit turun dalam waktu dekat jika jalur distribusi dari Sumbar dan Sumut belum pulih sepenuhnya. Selain melemahkan daya beli masyarakat, kondisi ini membuat omzet pedagang turun drastis.

Pemerintah Kota Pekanbaru didorong untuk segera melakukan intervensi melalui opsi operasi pasar, stabilisasi harga, serta membuka jalur suplai alternatif dari provinsi lain seperti Jambi dan Sumatera Selatan, guna mengurangi ketergantungan pada daerah yang sedang dilanda bencana. (F)











