- Polres Kampar Gerakkan 18,25 Hektar Lahan untuk Jagung, Wujud Nyata Dukung Ketahanan Pangan Nasional
- Desak Pembatalan Sertifikat PT HM Sampoerna, Kuasa Hukum Masrul: BPN Pekanbaru Langgar Aturan!
- Geruduk Kantor BPN Pekanbaru, Massa Desak Usut Dugaan Gratifikasi dan Mafia Tanah
- Penanaman Jagung Serentak Kuartal IV 2025 di Batu Hampar Dukung Program Ketahanan Pangan Nasional
- Polda Riau Tanggapi Insiden Anarkis Saat Penertiban PETI di Kuantan Singingi, Pelaku Segera Diproses Hukum
- Kapolres Kampar Tanamkan Nilai Cinta Lingkungan Sejak Dini Lewat Program Green Policing di TK Pertiwi
- BNNP Riau Ungkap Empat Kasus Narkotika, Sita 6,1 Kg Sabu dan 970 Butir Ekstasi
- Mobil Xpander Hilang Kendali, Tabrak Brio dan Pohon di Dekat Taman Labuay Pekanbaru
- Polsek Batu Hampar Sosialisasikan Green Policing, Ajak Siswa TK Cinta Lingkungan Sejak Dini
- Pastikan Disiplin Anggota, Kapolres Kampar Lakukan Inspeksi Mendadak Senpi Dinas
Jadi Langganan Banjir, Warga Perumahan Griya Sidomulyo Minta Solusi Kongret Pemerintah Atasi Banjir

Keterangan Gambar : Foto : fn Indonesia
FN Indonesia Pekanbaru – Hujan deras yang mengguyur sejak dini hari tadi mengakibatkan banjir di wilayah Perumahan Griya Sidomulyo, Kelurahan Perhentian Merpoyan, pada Senin, (24/3/2025) dini hari.
Banjir yang melanda RW 8 dan RW 9 ini, air mulai naik sejak pukul 01.00 WIB hingga mencapai ketinggian sekitar satu meter pada pukul 05.00 WIB.
Ketua RW 9, Bapak Heri Sukri, menyampaikan kondisi yang semakin memprihatinkan akibat curah hujan tinggi dan buruknya sistem drainase.
Baca Lainnya :
- Kapolda Riau Pastikan Seluruh Korban Kecelakaan Truk di Sungai Segati Berhasil di Temukan0
- Program Perkarangan Pangan Lestari, Kapolda Riau dan Bhayangkari Dukung Ketahanan Pangan0
- Kapolda Riau Tinjau Lokasi Kecelakaan Maut di Sungai Segati, Upaya Pencarian Masih Berlangsung0
- Polresta Pekanbaru Gelar Apel Kesiapan untuk Antisipasi Gangguan Kamtibmas dan Balap Liar0
- Pemulangan 68 Pekerja Migran Indonesia dari Malaysia, Mayoritas Tidak Memiliki Dokumen Kerja0
“Sumber air yang menyebabkan banjir ini berasal dari beberapa titik, termasuk Pasar Pagi Adengka, Perumahan Beringin Indah, Kartama, dan aliran depan Auri. Selain itu, terdapat dua persimpangan dan dua anak parit Sungai Kelulut yang mengalami penyempitan. Normalisasi anak sungai ini sangat mendesak untuk mengatasi banjir yang terus berulang,” ujar Heri Sukri.
Banjir kali ini berdampak pada sekitar 650 Kepala Keluarga (KK) di RW 8 dan RW 9.
“Di RW 9 sendiri, ada sekitar 225 KK yang terdampak langsung. Sedangkan di RW 8 total keseluruhan yang terdampak sekitar 650 KK, Setiap kali hujan deras turun selama dua jam berturut-turut, wilayah ini pasti terendam banjir,” tambahnya.
Banjir di wilayah ini bukanlah kejadian baru. Dari catatan warga, banjir besar pernah terjadi pada tahun 2003, 2008, 2013, 2018, dan yang terbaru pada akhir tahun 2023 hingga awal tahun 2024.
“Dalam lima tahun terakhir, sudah ada tiga korban jiwa akibat banjir ini. Situasi ini harus segera mendapatkan perhatian serius dari pemerintah,” tegas Heri Sukri.
Salah satu penyebab utama banjir adalah berkurangnya daerah resapan air akibat pembangunan perumahan yang masif.
“Dulu masih banyak lahan kosong yang bisa menyerap air hujan, tetapi sekarang semuanya sudah berubah menjadi perumahan. Akibatnya, air tidak lagi terserap dan langsung menggenang,” jelasnya.
Warga RW 9 berharap pemerintah segera turun tangan untuk memberikan solusi nyata dalam mengatasi permasalahan banjir ini.
“Kami sangat berharap adanya upaya konkret dari pemerintah, terutama dalam peningkatan normalisasi anak sungai Kelulut. Ini bukan sekadar permintaan, tetapi kebutuhan mendesak bagi ribuan warga yang terdampak,” tutup Heri Sukri.
Dengan kondisi yang terus memburuk setiap tahunnya, warga berharap ada langkah cepat dan tepat dari pihak berwenang agar peristiwa banjir ini tidak terus berulang dan merugikan masyarakat.
Foto Suasana di lokasi :
Editor : Ferdian Eriandy