- Kades Ditangkap Polisi di Inhu, Terbitkan SKGR Ilegal di Kawasan Hutan Produksi Terbatas
- Kapolsek LBJ Pimpin Upacara di SDN 009 Kulim Jaya, Tanamkan Nilai Peduli Lingkungan kepada Siswa
- Sebanyak 1.213 Butir Ekstasi Disita Polsek Siak, Dua Tersangka di Tangkap
- Jalan Lintas Kubu Rohil Diselimuti Kabut Asap Tebal, Sebagian Warga Mengungsi
- Aksi Heroik Kasatreskrim Polres Kampar Tangkap Pelaku dan Padamkan Karhutla di Dekat Permukiman
- Verifikasi Hotspot Jadi Kunci, Polda Riau Tegaskan Tidak Semua Titik Panas adalah Kebakaran
- Innova Tabrak Pejalan Kaki di Pekanbaru, Dosen dan Suaminya Luka Berat, Diduga Sopir Mabuk
- Titik Panas di Riau Meluas, Capai 589 Titik Hampir Setengah Hotspot Sumatera Berasal dari Riau, Rohil Terbanyak
- Polres Kampar Tangkap Pelaku Pembakar Lahan 10 Hektar di Desa Merangin Kuok
- Karhutla Kian Meluas, Api Mengamuk di Kecamatan Mandau Bengkalis
Jadi Langganan Banjir, Warga Perumahan Griya Sidomulyo Minta Solusi Kongret Pemerintah Atasi Banjir

Keterangan Gambar : Foto : fn Indonesia
FN Indonesia Pekanbaru – Hujan deras yang mengguyur sejak dini hari tadi mengakibatkan banjir di wilayah Perumahan Griya Sidomulyo, Kelurahan Perhentian Merpoyan, pada Senin, (24/3/2025) dini hari.
Banjir yang melanda RW 8 dan RW 9 ini, air mulai naik sejak pukul 01.00 WIB hingga mencapai ketinggian sekitar satu meter pada pukul 05.00 WIB.
Ketua RW 9, Bapak Heri Sukri, menyampaikan kondisi yang semakin memprihatinkan akibat curah hujan tinggi dan buruknya sistem drainase.
Baca Lainnya :
- Kapolda Riau Pastikan Seluruh Korban Kecelakaan Truk di Sungai Segati Berhasil di Temukan0
- Program Perkarangan Pangan Lestari, Kapolda Riau dan Bhayangkari Dukung Ketahanan Pangan0
- Kapolda Riau Tinjau Lokasi Kecelakaan Maut di Sungai Segati, Upaya Pencarian Masih Berlangsung0
- Polresta Pekanbaru Gelar Apel Kesiapan untuk Antisipasi Gangguan Kamtibmas dan Balap Liar0
- Pemulangan 68 Pekerja Migran Indonesia dari Malaysia, Mayoritas Tidak Memiliki Dokumen Kerja0
“Sumber air yang menyebabkan banjir ini berasal dari beberapa titik, termasuk Pasar Pagi Adengka, Perumahan Beringin Indah, Kartama, dan aliran depan Auri. Selain itu, terdapat dua persimpangan dan dua anak parit Sungai Kelulut yang mengalami penyempitan. Normalisasi anak sungai ini sangat mendesak untuk mengatasi banjir yang terus berulang,” ujar Heri Sukri.
Banjir kali ini berdampak pada sekitar 650 Kepala Keluarga (KK) di RW 8 dan RW 9.
“Di RW 9 sendiri, ada sekitar 225 KK yang terdampak langsung. Sedangkan di RW 8 total keseluruhan yang terdampak sekitar 650 KK, Setiap kali hujan deras turun selama dua jam berturut-turut, wilayah ini pasti terendam banjir,” tambahnya.
Banjir di wilayah ini bukanlah kejadian baru. Dari catatan warga, banjir besar pernah terjadi pada tahun 2003, 2008, 2013, 2018, dan yang terbaru pada akhir tahun 2023 hingga awal tahun 2024.
“Dalam lima tahun terakhir, sudah ada tiga korban jiwa akibat banjir ini. Situasi ini harus segera mendapatkan perhatian serius dari pemerintah,” tegas Heri Sukri.
Salah satu penyebab utama banjir adalah berkurangnya daerah resapan air akibat pembangunan perumahan yang masif.
“Dulu masih banyak lahan kosong yang bisa menyerap air hujan, tetapi sekarang semuanya sudah berubah menjadi perumahan. Akibatnya, air tidak lagi terserap dan langsung menggenang,” jelasnya.
Warga RW 9 berharap pemerintah segera turun tangan untuk memberikan solusi nyata dalam mengatasi permasalahan banjir ini.
“Kami sangat berharap adanya upaya konkret dari pemerintah, terutama dalam peningkatan normalisasi anak sungai Kelulut. Ini bukan sekadar permintaan, tetapi kebutuhan mendesak bagi ribuan warga yang terdampak,” tutup Heri Sukri.
Dengan kondisi yang terus memburuk setiap tahunnya, warga berharap ada langkah cepat dan tepat dari pihak berwenang agar peristiwa banjir ini tidak terus berulang dan merugikan masyarakat.
Foto Suasana di lokasi :
Editor : Ferdian Eriandy